54 Perusahaan Tutup, 7 Ribu Pekerja di Batam Kehilangan Pekerjaaan

FOTO: Rezza Herdiyanto/ Batam Pos
Ribuan pencari kerja saat memadati halaman PT. Sumitomo Wiring System Batam di Kawasan Batamindo Industri al Park, Mukakuning, Jumat (5/2).
KEPRI.ID - Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Zarefriadi, mengakui angka pengangguran di Batam kian bertambah. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya perusahaan yang menutup usahanya di Batam. Sehingga banyak pula pekerja atau karyawan yang kehilangan pekerjaan.
Zaref menyebut, sepanjang 2015 lalu terdapat 54 perusahaan tutup. Akibat tutupnya 54 perusahaan tersebut lebih dari 7 ribu karyawan kehilangan pekerjaaan mereka. Kebanyakan perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa konstruksi, galangan kapal, supplier, industri pakaian, jasa/ perdagangan, sub-kontraktor, jasa pengamanan, hingga perusahaan elektronik.
Kata Zaref, ada banyak faktor yang menyebabkan tutupnya perusahaan tersebut. Mulai dari alasan merugi, tak ada pesanan, habis kontrak kerja, dan lain sebagainya. Selain itu, iklim investasi Batam dinilai kurang baik karena kerap terjadi demo buruh.
"Ya, demo yang berkepanjangan juga memberikan dampak terhadap perkembangan perusahaan," kata dia.
Zaref menambahkan, jumlah perusahaan yang tutup tahun 2015 jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di mana sepanjang 2014 lalu hanya ada 25 perusahaan di yang tutup.
Selain perusahaan tutup ada juga perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan selama tahun 2015. Rata-rata mereka mengurangi setengah dari jumlah karyawannya. Dari data di Disnaker Kota Batam, selama 2015 ada empat perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan. "Ada sekitar 1.500 karyawan yang dirumahkan," katanya.
Zaref mengimbau kepada masyarakat untuk turut menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif di Batam. Termasuk kepada serikat pekerja untuk tidak melakukan hal-hal yang membuat perusahaan dan investor merasa tidak nyaman dan akhirnya memilih menutup perusahaannya. 
"Kalau mereka pindah ke negara lain , kita juga yang susah mencari pekerjaan. Kita harusnya memberikan kinerja yang bagus, agar semua investor mau menanam modalnya di Batam," jelas Zaref.
Menanggapi banyaknya pengangguran ini, Disnaker Batam sendiri berupaya meminimalisirnya. Salah satunya dengan memberikan pelatihan kerja, sehingga para pencaker di Batam memiliki kemampuan dan bisa bersaing dengan lainnya. "Pelatihannya gratis," tutup Zaref.
Mengutip data di Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, angka pengangguran di Batam merupakan yang tertinggi di Kepri. Pada 2013, jumlah pengangguran di Batam mencapai 37. 625. Di posisi kedua dengan jumlah pengangguran terbanyak di Kepri ada Kabupaten Karimun, yakni 5.232 orang.
Sementara jumlah pengangguran di Bintan dan Tanjungpinang masing-masing mencapai 4.946 orang dan 4.729 orang. Kemudian pengangguan di Lingga 1.197 orang, Natuna 1.525 orang, dan Anambas 1.355 orang.
Namun Disnaker Batam mencatat, jumlah pengangguran di Batam meningkat dari 25.391 orang pada 2012 menjadi 32.031 pada 2013, dan kembali bertambah menjadi 35.737 pada 2014. Angka tersebut dipastikan terus bertambah pada 2015 lalu.
Sedangkan jumlah karyawan atau buruh yang kehilangan pekerjaannya sepanjang periode 2013 hingga Juni 2015 mencapai 12.156 orang. Selain menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK), mereka merupakan karyawan putus kontrak. (cr13)




sumber : batampos.co.id

Bagaimana pendapat anda?