Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah RI bersitegang dengan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di depan ruang anggota dewan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pasalnya, 9 penyidik KPK datang bersama 6 anggota Brimob bersenjata laras panjang. Fahri mempertanyakan prosedur penggeledahan dengan membawa pasukan brimob bersenjata laras panjang.
“Kami sudah izin ke Sekjen, kami sudah ke MKD. Saya sudah mendapatkan tugas. Ini semua merekam, saya melaksanakan tugas, sudah ada surat tugasnya,” ujar penyidik KPK bernama Kristian.Penyidik KPK dan brimob hendak meggeladah ruang kerja Wakil Ketua Komisi V Yudi Widiana di fraksi PKS, lantai 3, Gedung DPR.
Disanalah, Fahri bersama Politikus PKS Nasir Djamil menghampiri penyidik. Keduanya merasa bahwa penyidik KPK sudah menyalahi aturan lantaran membawa senjata ke Gedung Dewan.
Mendengar penyidik KPK berbicara dengan nada tinggi, Fahri mulai naik pitam. Menurutnya, ada sejumlah aturan yang perlu dipatuhi oleh penyidik KPK, mengingat gedung DPR sebagai lembaga tinggi negara.
“Anda tahu kita menjaga nama lembaga ini setengah mati. Ada landasan hukumnya, tidak bawa senjata laras panjang. Ini bukan kita menghalang-halangi KPK ya. Penggeledahan kita nggak masalah, tapi kami mempersoalkan membawa senjata,” tegas Fahri.
Ketika diminta surat penugasan, rupanya dalam surat tugas tersebut tak ada nama Yudi Widiana. Tertulis dalam surat hanya perintah untuk menggeledah ruangan Damayanti. Atas dasar itu, Fahri meminta agar pasukan pengamanan dalam (pamdal) untuk mengusir penyidik KPK dan brimob tersebut.
Namun para penyidik KPK menolak. “Saya tidak akan keluar. Saya melaksanakan tugas negara!” Tegasnya.
“Saya juga melaksanakan tugas! Ini bukan gedung teroris,” balas Fahri Hamzah.
Usai berdebat panjang, Fahri akhirnya memutuskan kembali ke ruangannya dan memanggil Sekretaris Jenderal dan biro hukum untuk meninjau ulang mekanisme perizinannya. Fahri mengungkapkan bahwa bukan maksud mereka menghalangi KPK.
“Kami dengar kabar bahwa ada tentara atau aparatur bersenjata masuk ke ruangan anggota. Lalu saya tanya ke sekjen karena ada senjata laras panjang padahal ada kesepakatan kalau gedung DPR siapapun itu tak boleh bawa senjata,” ungkap dia.
Politikus PKS itu geram, apalagi tak ada surat tugas yang jelas dari KPK. Hal itu dirasa aneh karena tak ada dasar hukum pemeriksaan yang jelas dari penyidik. Fahri pun berencana memanggil Kapolri dan pimpinan KPK untuk menanyakan keterangan prosedur yang benar.
“Kami periksa surat tugas ternyata penggeledahannya hanya satu nama. Tidak boleh aparatur datang tanpa aturan. Siapa yang mau digeledah harus jelas,” tandas Fahri.
(Karel Stefanus Ratulangi)
Bagaimana pendapat anda?
Jangan lewatkan :
Pengikut Pengaku Nabi Yakin Ajaran Jari Penyempurna Islam
Pengikut pengaku Nabi Isa Habibulloh dari Jombang yakin ajaran yang dibawa Jari merupakan penyempurna Agama Islam. Alasannya mereka meras… Baca selengkapnya...
Dream For Freedom Tutup, Anggota Baru Stres
Bisnis dengan model arisan berantai, Dream For Freedom tutup sejak tanggal 16 Februari 2016. Akibatnya anggota yang baru masuk mengaku s… Baca selengkapnya...
Pemilik indekos buka-bukaan soal tarif PSK di Kalijodo
Operasi Pekat di Kalijodo. ©2016 Merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Pemprov DKI Jakarta berniat menertibkan lokalisasi Kalijodo… Baca selengkapnya...
Ahok: Surga Bukan di Telapak Kaki Ibu, tapi Lantai 7 Alexis
alexis
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku paham betul praktik prostitusi berkedok hotel berbintang di … Baca selengkapnya...
Merasa Disudutkan, Ribuan Bonek Geruduk TV ONE Biro Surabaya
Ribuan Bonek Mania mengepung kantor biro stasiun televisi tvOne di Jalan Jemusari Regency B-1, Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/2). Suporte… Baca selengkapnya...
MANTAP!! Gerindra Setuju Koruptor Dihukum Mati
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah ancang-ancang untuk menghukum mati para pelaku kejahatan korupsi. Untuk menuju kesana, ketua … Baca selengkapnya...
Lulung: Yang Penting Jangan Ahok!
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana mengatakan partainya kini sedang dalam masalah. Sehingga belum fokus membicarakan… Baca selengkapnya...
Membuka Buku Diary yang Berisi Curahan Hati PSK Kalijodo
diray
Para pekerja seks komersial (PSK) diKalijodo memiliki rahasia sendiri-sendiri dalam hidupnya. Namun, masing-masing dari mereka memi… Baca selengkapnya...
Nah Lho, Kata Syafii Maarif, ISIS Hanya 'Alat' untuk Mengobok-obok Islam
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Syafii Maarif menegaskan bahwa gerakan ISIS sebenarnya hanya "alat" yang digunakan negara lain unt… Baca selengkapnya...
Luar biasa, Pasutri ini tawarkan jasa setrika keliling
Sebuah inovasi menarik ditunjukkan pasangan suami istri di Bekasi, Jawa Barat. Keduanya menawarkan jasa setrika keliling kepada warga seki… Baca selengkapnya...
Kapolri: Ada polisi nakal, Rekam saja! Itu diperbolehkan!
Ilustrasi - Kapolri menyatakan bahwa masyarakat diperbolehkan merekam setiap aktivitas anggota Polri yang menyimpang untuk selanjutny… Baca selengkapnya...
Hartoyo Sadar Dirinya Gay Sejak di SD
Tribunnews.com/Eri Komar Sinaga
Hartoyo.
JAKARTA - Saat masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar (SD), Hartoyo sudah memiliki kete… Baca selengkapnya...
Anton Medan Pernah Punya 'Kasino' di Kalijodo, Tahu Sepak Terjang Daeng Aziz
Anton Medan (69), mantan narapidana kasus perampokan dan perjudian yang kini bertobat pernah punya lapak judi di Kalijodo, Jakarta Utara.… Baca selengkapnya...
Dokter Ini Pinta Presiden Jokowi Bubarkan BPJS
Dr, Rusli Armayani Ahli Bedah yang bekerja di RSUD Sungai Dareh Provinsi Sumatera Barat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta agar Badan … Baca selengkapnya...
Edan! Gaji Dirut BPJS 530 Juta Sebulan! Uang Rakyat Dipalak Cuma Buat Gaji Orang?
"Awal menjabat Direksi BPJS Ketenagakerjaan yang berjalan saat ini pernah mengusulkan kenaikan gaji beserta tunjangan lainnya kepada Presi… Baca selengkapnya...
Curhat Lulung tentang Ahok yang Terus Ungkit Mobil Lamborghini
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana terlihat tertawa mengetahui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama … Baca selengkapnya...