Meski Sudah Membengkak, Pemerintah Akan Ngutang Terus

illustrasi
Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis Uchok Sky Khadafi khawatir dengan semakin membengkaknya utang luar negeri Indonesia.

Sebab, hal itu bisa menyebabkan resesi ekonomi nasional. Karena, jika semakin besar akan semakin sulit untuk dibayar.
"Bisa gagal bayar nanti.

Jika dolar naik kembali dan beberapa utang sudah jatuh tempo, kan repot,” kata Uchok saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL tadi malam (Selasa, 22/2).
Uchok melihat gelagat pemerintah belum akan menghentikan pencarian utang. Sebab, saat ini banyak program pemerintah yang belum jelas sumber pembiayaannya.

 Jika mengharapkan APBN, tidak mungkin karena setiap tahun juga defisit. Maka, cara yang mudah bisanya dengan meminjam ke pihak luar.
Utang luar negeri Indonesia membengkak mencapai 310,7 miliar dollar AS atau 
Jumlah tersebut adalah gabungan dari utang pemerintah dan utang swasta.

 Posisi utang pemerintah pada periode itu sebesar 137,74 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.842 triliun. 
Kemudian utang Bank Indonesia sebesar 5,2 miliar AS atau sekitar Rp 70 triliun. 

Sedangkan utang swasta mencapai 167,71 miliar dolar AS atau setara Rp 2.243 triliun.
Jika dibandingkan dengan akhir kuartal III-2015, total utang luar negeri Indonesia mengalami kenaikan 2,8 persen. Pada periode itu, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar 302,3 miliar dolar AS. 
Jika dibandingkan dengan Desember 2014, kenaikan utang mencapai 5,8 persen. Pada waktu itu, utang luar negeri baru tercatat 293,77 miliar dolar AS. (RMOL)


"Tentu, kemungkinan besar proyek itu dibiayai dari utang," tandasnya.
Rp 4.155 triliun dengan kurs Rp 13.376 per dolar AS pada akhir kuartal IV tahun lalu berdasarkan data terbaru yang dilansir Bank Indonesia (BI).

Bagaimana pendapat anda?