Fadli Zon Sebut Ahok MALIN KUNDANG Bermulut Besar

 
Murai.co.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, semakin menunjukkan rasa kebenciannya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ‎belakangan kerap berdebat di media massa dengan dirinya.
Terakhir, keduanya terlibat perdebatan terkait dugaan korupsi dalam kasus aset tanah RS Sumber Waras, Jakarta. Fadli menantang Ahok berdebat soal itu. Ahok membalas dengan menantang Fadli bertanding di atas ring tinju untuk segera di-KO-kan.
Menanggapi itu, Fadli membalas dengan menyebut Ahok bermulut besar. Tapi bukan seperti petinju lawas Muhammad Ali, si Mulut Besar yang memang jadi juara dunia.
"Saya baca dia bilang kalau naik ring tinju, saya bisa KO. Itu kan biasa ya kalau dalam pertandingan tinju itu biasanya yang ngomong itu Muhammad Ali si mulut besar. Tapi itu kan Muhammad Ali, kalau ini kan Ahok," kata Fadli, Kamis (24/3).
Fadli mengatakan itu karena menilai bahwa di Pilgub sebelumnya, Ahok tak pernah menang sebagai gubernur. Sebab pemenang sebenarnya yang dipilih rakyat Jakarta di Pilgub lalu adalah Joko Widodo, yang kemudian menjadi presiden.
"Ahok itu juga perlu tahu bahwa dia itu bisa jadi wakil gubernur karena Gerindra. Kalau tidak ada Gerindra, tidak mungkin menjadi wakil gubernur di Jakarta," kata Fadli.
Fadli lalu mengklaim bahwa ketika dicalonkan Gerindra sebagai wakil gubernur pendamping Jokowi, Ahok ditolak oleh Jokowi maupun Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Dia (Ahok) tahu itu. Sehingga dia tidak perlu menjadi sebagai maling kundang," tegas Fadli.
Saking kesalnya dengan Ahok, Fadli kembali menantang Ahok bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di kasus Sumber Waras. Menurut Fadli, BPK RI sudah menemukan adanya penyimpangan. Pernyataan BPK itu sebenarnya bernilai dua kali alat bukti hukum.
"Makanya waktu itu saya sangat percaya diri sekali, ketika pimpinan KPK yang lama mengatakan bahwa ini sudah sangat jelas, bukti-bukti sudah terjadi tindak pidana korupsi dalam kasus pembelian lahan RS Sumber Waras," kata Fadli.
Tapi bukannya pimpinan KPK sekarang bilang belum cukup bukti?
"Memang ini masih dalam proses pencarian bukti. Tapi tidak tutup buku‎. Kita akan melihat sejauh mana prosesnya ini sambil kita menilai juga pimpinan KPK yang sekarang ini, betul-betul mereka independen atau mudah diintervensi oleh kepentingan kekuasaan," kata Fadli.
Fadli bahkan memandang Ahok bukanlah favorit di Pilgub DKI Jakarta. Bahkan koalisi parpol dinilainya tak perlu ada untuk melawan Ahok.
"Saya kira enggak perlu koalisi parpol. Seperti saya katakan, dia (Ahok) ini di Belitung saja kalah kok, waktu maju gubernur," kata dia.
"Dia harus interopeksi, bahwa ketika itu di pilgub Jakarta 2012, dalam situasi informal ada yang mengatakan kalau waktu itu wakilnya bukan Ahok, mungkin Jokowi akan menang lebih besar.‎ Kan kami yang membawa Ahok. Jadi jangan jadi politisi malin kundang. Dia tidak bisa menjadi wakil gubernur kalau tidak didukung oleh Gerindra," kata Fadli lagi.
Baginya, Ahok bukan hanya kutu loncat. Dia menilai masyarakat tak butuh pemimpin seperti Ahok.
"Saya kira kita tidak butuh (Ahok) ya. Kita butuh orang-orang yang mau kerja. Yang mau membawa Jakarta pada kebaikan. Jakarta harus ramah pada semua warga," tukasnya.
Markus Junianto Sihaloho/FMB
BeritaSatu.com

Bagaimana pendapat anda?