Enam Ucapan Pedas Lulung kepada Ahok, Merengek Rengek sampai Bohong


Murai.co.id - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP Abraham Lunggana (Lulung) dan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama ini kerap berseteru.

Kedua tokoh, sekarang sama-sama bersiap maju ke bursa Pilkada DKI Jakarta yang akan diselenggarakan Februari tahun 2017. Tetapi, Lulung yang diberbagai kesempatan bilang siap maju, sampai sekarang belum ada satu pun partai yang resmi mengusungnya, termasuk partainya sendiri yang sekarang dilanda dualisme kepemimpinan.

Tak mau kehilangan panggung, sambil menunggu ada partai mengusung, Lulung pun mempersiapkan diri maju lewat jalur independen. Dia meresmikan Jaringan Suka Haji Lulung.

Berbeda dengan seterunya, sekarang sudah mantap maju lewat jalur non partai politik bersama Heru Budi Hartono. Ahok didukung relawan Teman Ahok yang sekarang sedang berjuang mencari tiket buat mengusung Ahok-Heri lewat pengumpulan fotokopi KTP warga Jakarta. Walau Ahok maju lewat jalur independen, ada dua partai politik yang sudah resmi mendukung, 

Partai Nasional Demokrat pimpinan Surya Paloh dan Partai Hati Nurani Rakyat pimpinan Wiranto.
Di tengah persiapan, Lulung tetap melontarkan kalimat-kalimat kritik pedas kepada Ahok. Dan biasanya, Ahok selalu meresponnya.Berikut ini adalah beberapa kalimat yang dilontarkan Lulung dan terkadang memicu diskusi-diskusi hangat di media sosial.

Kalau maju independen jangan merengek ke partai
Di Jakarta, Kamis (10/3/2016) lalu, petinggi PPP itu menantang Ahok untuk tetap konsisten kalau ingin maju lewat jalur independen, apalagi telah mengumumkan Kepala Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Heru Budi Hartono menjadi pasangan. Ia mengkritik sikap Ahok yang ternyata masih menerima dukungan partai politik.

"Nah yang kedua kalau Ahok sudah nentang saya dia konsisten dong kepada independen, jangan ngerengek lagi ke partai-partai. Ngapain dia terima Nasdem lagipula kan? Kalau dia terima Nasdem berarti dia masih munafik," kata Lulung.
Menurut Lulung sikap tersebut merupakan bentuk inkonsistensi.
"Ingat dong, konsisten, jangan munafik. Dia kan pejabat negara yang didengar omongannya sama orang," kata Lulung.

Bagaimana pendapat anda?